kritik dan saran

Pengertian Warna

Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya...

12 Cara Membuat Google Lebih Efektif

Gunakan tanda kutip untuk mencari satu kalimat. Misalnya: "daftar kota di Amerika" ; Google akan menampilkan semua situs yang memuat kalimat daftar kota di Amerika. Contoh lain:...

Plus Size Model

Pernah dengar Plus-Size Model? Plus-Size Model adalah istilah untuk model-model dengan ukuran badan di atas rata-rata. Bukan hanya berat badan, tetapi juga tinggi. Beberapa model berukuran plus ini merajai...

It's All About Java

Bahasa pemrograman Java pertama lahir dari The Green Project, yang berjalan selama 18 bulan, dari awal tahun 1991 hingga musim panas 1992. Proyek tersebut belum menggunakan versi yang dinamakan Oak. Proyek ini dimotori oleh...

Deteksi Penyakit Lewat Anggota Tubuh

Fungsi utama kuku adalah melindungi ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf, serta mempertinggi daya sentuh. Secara kimia, kuku sama dengan rambut yang...

Minggu, 05 Desember 2010

Judul Yang Baik

Dalam memilih judul yang tepat untuk suatu cerita/berita/karangan harus sesuai dengan syarat syarat yang berlaku. Dalam tata bahasa indoneia yang baik dan benar dapat kita ketahui syarat judul yang baik dan benar. Kita mengikuti prosedur yang ada agar dapat memiliki nilai yang positif disetiap kalangan. Dengan membuat judul semenarik mungkin pun dapat menarik perhatian para pembaca atau pendengarnya. Dapat kita ketahui syarat-syarat judul yang baik untuk suatu karangan:
§  Judul harus sesuai(relevan), judul harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau dengan beberapa bagian yang penting dari tema tersebut.
§  judul dapat menimbulkan keingintahuan pembaca terhadap isi buku atau karangan.
§  Judul yang baik tidak menggunakan banyak kata/ singkat, tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangkaian kata yang singkat. Bila harus membuat judul yang panjang, ciptakanlah judul utama yang singkat dengan judul tambahan yang panjang.
§  Judul tidak provokatif atau menyinggung karya orang lain.
§  menarik perhatian.
§  Judul merupakan kumpulan ide pokok dari sebuah karangan yang berdasarkan cerita yang dibuat didalamnya.
§  Judul akan menjelaskan/menggambarkan garis besar (inti) pembahasan yang akan disampaikan dalam cerita.



Topik

Topik merupakan pokok yang akan diperikan atau masalah yang akan dikemukakan. Sedangkan judul  adalah nama karya tersebut. Dan Tema lebih luas lingkupnya dan biasanya lebih abstrak; tema dapat dibagi-bagi menjadi beberapa topik. Dari topik dapat muncul judul-judul.  Oleh karena itu dapat diketahui bahwa tema, topik , judul adalah berbeda.
Walaupun topik yang dipilih sama, tetapi makksudnya berlainan, maka tema yang dihasilkan juga lain. Selanjutnya penggarapan dan materi-materi yang dipilih pun berbeda. Setelah topik ditetapkan, maksud topik diuraikan langkah selanjutnya membuat sebuah rumusan tentang masalah dan tujuan yang akan dicapai. Perumusan itu tidak lain adalah tema karangan. Tema karangan itu berbentuk satu kalimat, satu alinea.
Terdapat beberapa syarat dalam pemilihan atau penentuan topik dalam suatu wacana / cerita / karangan. Syarat topik yang baik :
-         harus relevan, judul harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau dengan beberapa bagian yang penting dari tema tersebut.
-         judul harus dapat menimbulkan keingintahuan pembaca terhadap isi buku atau karangan.
-         harus singkat, tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangkaian kata yang singkat. Bila harus membuat judul yang panjang, ciptakanlah judul utama yang singkat dengan judul tambahan yang panjang.
-         tidak provokatif

Outline (Kerangka Karangan)

Kerangka karangan
Pengertian :
Kerangka karangan sangat membantu penulis dalam membuat suatu cerita(karangan). Kerangka karangan merupakan suatu rancangan dalam pembuatan karangan yang berbentuk kalimat-kalimat. Kerangka karangan ini dibuat terlebih dahulu sebagai inti dari hal hal penting yang akan disampaikan dalam cerita tersebut. Kerangka karangan biasanya hanya terdiri dari satu kalimat saja, karena kerangka karanganadalah inti dari sebuah paragraf, dimana nantinya akan dikembangkan menjadi sebuah paragraf. Kerangka karangan harus dibuat secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.

Manfaat :
Manfaat kerangka karangan, antara lain :
-       Kerangka karangan Bermanfaat untuk membantu penyusunan sebuah karangan agar menjadi teratur dan terarah.
-       Mempermudah penulis untuk menentukan klimaks dari sebuah karangan.
-       Membantu penulis untuk mencari bahan pembuatan kalimat pengembang kerangka karangan tersebut.

Macam – macam pola susunan :
  1. Pola alamiah
Merupakan Susunan kerangka karangan secara urutan kronologis keadaan sebenarnya.
Susunan alamiah ini dapat dibagi menjadi tiga bagian :
a.    Berdasarkan urutan ruang, contoh :
Topic : pusat kota
Tema : lokasi tujuan para turis dikota bali
Tujuan : untuk mengetahui lokasi yang paling diminati oleh para turis dari berbagai Negara.
b.    Berdasakan urutan urutan waktu, contoh :
Topic : adat istiadat
Tema : hilangnya ciri adat istiadat yang khas  dari masa ke masa
Tujuan : mengembangkan adat istiadat yang hamper hilang.
c.    Berdasarkan urutan topic yang ada, contoh :
Topic : bencana alam
Tema : bencana alam  di Indonesia
Tujuan : untuk mengetahui sebab dan akibat bencana alam di Indonesia

  1. Pola logis
Merupakan pola Susunan kerangka karangan berdasarkan urutan yang masuk akal dan dapat dimengerti oleh pembaca.
Susunan secara logis ini terbagi menjadi beberapa bagian, antara lain :
a.    Umum – khusus
Kerangka karangan yang awalnya berisi kalimat penjelas dan semakin keakhir, semakin menuju inti dari karangan tersebut.
b.    Sebab – akibat
Kerangka karangan yang berisi sebab dan akibat dari sesuatu yang dibicarakan dalam karangan tersebut.
c.    Klimaks – anti klimaks
Kerangka karangan yang awalnya merupakan puncak dari inti karangan, dan semakin keakhir, semakin tidak klimaks (hanya berisi kalimat penjelas).
d.    Proses
Kerangka karangan yang berisi langkah – langkah (proses) dalam melakukan sutau hal.

                


alinea

Alinea yang sering kita dengar dapat kita artikan sebagai sebuah paragraf, yang terdiri dari beberapa rangkaian kalimat yang saling terkait. Dalam sebuah alinea harus memiliki gagasan atau ide pokok. Satu alinea biasanya hanya terdapat 5 kalimat yang jelas, kaliamat yang terlalu banyak dalam suatu alinea membuat pembaca bingung untuk mengambil inti dari alinea tersebut.
Alinea memiliki komponen utama antara lain;
1.     keterpaduan paragraf :
keterpaduan paragraf, yang berarti penyusunan kalimat dalam suatu paragraf saling berpadu agar tidak menyimpang dari hal ayng akan disampaikan. Agar paragraf menjadi padu maka digunakan pengait yaitu; ungkapan penghubung transisi antara lain hubungan tambahan, hubungan pertentangan, hubungan perbandingan, hubungan akibat, hubungan tujuan, hubungan singkatan, hubungan waktu dan tempat;  kata ganti ada 2 macam yaitu,  kata ganti orang dan  kata ganti yang lain ;  kata kunci.

2.     kesatuan paragraf  :
kesatuan paragraf, yang berarti kalimat – kalimat yang membentuk suatu paragraph harus saling berkaitan untuk menghasilkan suatu ide pokok dalam paragraph tersebut. Kalimat yang terdapat dalam satu paragraph  harus benar-benar dicermati agar tidak ada kalimat yang menyimpang dari inti paragraph.

Jenis – jenis paragraf / alinea :
-         jenis paragraf berdasarkan sifat:
1.     paragraf pembuka yaitu paragraf yang mempunyai gagasan pokok dalam pembukaan suatu cerita. Paragraf pembuka harus mamiliki isi yang menarik, agar pembaca berminat untuk membaca lebih lanjut.
2.     Paragraf penghubung yaitu paragraf yang terdapat diantara paragraf pembuka dan paragraf penutup. Paragraf penghubung ini merupakan inti dari sebuah cerita yang terdiri dari beberapa paragraf. Dimana terdapat masalah dan  solusi. Pada paragraf penghubung ini terdapat beberapa jenis yaitu, deskritif yang menerangkan keterangan dari hal yang akan disampaikan biasanya berisi tentang latar tempat, waktu, dan sebagainya. Paragraf naratif berisi tentang penceritaan secara detail seperti biodata seseorang atau sebagainya. Eksposisi berarti berisi tentnag pengetahuan misalnya tentang proses pembuatan jenis makanan atau adonan kue.
3.     Paragraf penutup yaitu paragraf yang berisi tentang kesimpulan dari masalah dan solusi yang disampaikan dalam paragraf penghubung. Dalam paragraf penghubung juga terdapat pendapat atau saran dari penulis kepada pembaca mengenai hal yang dibicarakan sebelumnya.
Paragraf penutup sebaiknya tidak terlalu panjang karena hanya sebagai penutup dari hasil yang telah diceritakan.
- jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utama :
1. paragraf deduktif :paragraf yang memiliki letak kalimat utama atau gagasan pokok pada awal paragraf. Dan memiliki kalimat penjelas setelah kalimat utama. Tetapi kalimat penjelas itu tetap berhubungan atau menjelaskan tentang kalimat utama.
2. paragraf induktif : paragraf yang memiliki letak kalimat utama pada akhir paragraf. Sedangkan kalimat penjelasnya terdapat pada awal paragraf .
3. paragraf gabungan atau campuran : paragraf yang memiliki 2 kalimat utama. Kalimat utamanya terletak pada awal dan akhir paragraf. Sehingga kalimat penjelasnya terdapat pada tengah-tengah antara awal dan akhir paragraf tadi.
4. paragraf  tanpa kalimat utama : paragraf yang tidak memiliki kalimat     utama. Jadi seluruh kalimat dalam paragraf tersebut merupakan kalimat penjelas saja. Retapi tetap saling berhubungan. Paragraf ini sering ditemukan pada paragraf eksposisi dan deskripsi.
Pola pengembangan paragraf :
-         pertentangan
pengembangan paragraf dengan cara pengembangan biasanya menggunakan kata “dengan ini, dengan halnya, dan sebagainya”.
-         Perbandingan
pengembangan paragraf dengan cara pengembangan biasanya menggunakan kata “seperti halnya, sedemikian juga, sama dengan, dan sebagainya”  
-         Analogi
pengembangan paragraf dengan cara pengembangan biasanya menggunakan objek yang menjelaskan objek lain yang memiliki kesamaan.
-         menggunakan contoh-contoh
pengembangan paragraf dengan cara pengembangan biasanya menggunakan contoh – contoh untuk lebih memperjelas hal ayng ingin disampaikan.
-         sebab-akibat
pengembangan paragraf dengan cara pengembangan biasanya menggunakan kata akibatnya, padahal, oleh karena itu dan karena.
-         akibat-sebab
merupakan kebalikan dari akibat sebab.
-         klimaks dan anti-klimaks
pengembangan paragraf dengan memiliki Gagasan utama yang mula-mula dirinci dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya.
-         umum khusus
pengembangan paragraf dengan dengan pikiran pokok kemudian diikuti oleh pikiran-pikiran penjelas

kalimat efektif

Yang dimaksud dengan Kalimat efektif adalah suatu kalimat yang dapat menimbulkan gagasan atau makna dan arti pada pendengar atau pembaca, sehingga pembaca atau pendengar dapat memahami isi atau makna dari kalimat tersebut. Suatu kalimat yang bersifat efektik akan mempermudah kecepatan daya tangkap pembaca untuk mengetahui pengertian atau makna dari kalimat-kalimat yang disampaikan.
cirri-ciri dari kalimat efektif yang dapat membedakannya dengan kalimat lain;
1.   Perpaduan kata
2.   Keparalelan bentuk dari kalimat
3.   Kelogisan bahasa yang digunakan
4.   Kehematan kata dalam suatu kalimat
5.   Kecermatan penalaran
6.   Kesepadanan struktur kalimat
7.   Penyimpulan suatu gagasan
8.   Ketegasan makna / arti
Syarat – syarat dari sebuah kalimat efektif :
1.   Koherensi :
Suatu kalimat efektif harus memiliki unsur koherensi yaitu perpaduan antar kata yang digunakan untuk membentuk suatu kalimat yang efektif.
Suatu kalimat dikatakan memenuhi unsur koherensi bila terdapat, subjek, predikat, objek dan keterangan didalam kalimat tersebut.

Contoh kalimat efektif:
“Atas perhatian semua seluruhnya, kami ucapkan terima kasih.”
Kalimat diatas bukan merupakan kalimat efektif, seharusnya:
 “Atas perhatian semuanya, kami ucapkan terima kasih.”


2.   Keparalelan :
Kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat efektif dapat diartikan sebagai keparalelan kalimat. Yang berarti kalimat pertama dengan kalimat kedua memiliki penggunaan frase yang sama. Misalnya, apabila kalimat pertama menggunakan imbuhan di- maka kalimat kedua juga harus menggunakan imbuhan di-.

Contoh kalimat:
“meja  itu harus segera dirapikan, dibereskan, dan dilakukan pembersihan.”
Kalimat diatas bukan merupakan kalimat efektif.
seharusnya
 “meja  itu harus segera dirapikan, dibereskan, dan dibersihkan.”

3.   Kehematan :
Penggunaan jumlah kata dalam membuat suatu kalimat harus diperhatikan. Karena kalimat efektif adalah kalimat yang padat dan jelas, sehingga tidak perlu digunakan kata-kata yang tidak penting didalamnya. Karena hanya akan memperluas penyampaian kalimat yang ingin disampaikan, dapa disebutkan sebagai kata yang tidak memiliki pengaruh apa-apa dalam kalimat yang disampaikan maknanya. Misalnya pemakaian persamaan kata dalam satu kalimat itu harus dihindari, dan pengulangan penyebutan subjek.

Contoh kalimat:
“Kepasa kalian semua  segera lekas masuk kelas “.
Kalimat diatas bukan merupakan kalimat efektif.
seharusnya
 “semuanya segera masuk kelas”.

4.   Penekanan :
Kalimat yang akan disampaikan diperlukan penekanan intonasi agar para pendengar atau pembaca tidak salah mengartikan suatu kata yang digunakan.

5.   Kevariasian :
Kevariasian yang digunakan dalam kalimat memiliki kemungkinan untuk memulai suatu kalimat demi efektifitas yaitu pembukaan kalimat dengan menggunakan frase-frase bahasa.


Unsur Dan Pola Kalimat

Kalimat merupakan sekumpulan kata yang memiliki arti atau makna. Kata yang terdapat dalam suatu kalimat harus saling berhubungan satu dengan lain. Penyampaian kalimat yang baik harus memiliki intonasi penyampaian yang jelas agar mempermudah pendengar atau pembaca mengerti mengenai isi kalimat ayng disampaikan itu. Kata tidak hanya memiliki satu arti, tetapi satu kata dapat memiliki beberapa arti.
Terbentuknya sebuah kalimat yang baik tentu harus sesuai dengan tata bahasa Indonesia yang baik dan benar. Oleh karena itu dalam setiap kalimat harus memiliki unsur-unsur kalimat yaitu , SUBJEK, PREDIKAT, OBJEK, KETERANGAN dan biasanya terdapat unsur PELENGKAP sebagai pelengkap untuk memperjelas pengertian kalimat tersebut.

Dapat dijelaskan fungsi dari masing masing unsur pada kalimat yang baik, seperti dibawah ini:

-         Subjek merupakan unsur penting dalam suatu kalimat yang menerangkan benda, makhluk hidup, dan sebagainya.
-         Predikat merupakan unsur dalam suatu kalimat yang menerangkan sikap, sifat, dan tingkah laku.
-         Objek merupakan unsur dalam sutau kalimat yang menerangkan kata benda.
-         Pelengkap merupakan unsur dalam suatu kalimat yang bertugas untuk melengkapi pengertian sebuah objek.
-         Keterangan merupakan unsur dalam kalimat yang menerangkan latar tempat, latar waktu, latar suasana, dan sebagainya.

Contoh Pola kalimat yang baik:
1.     Subjek (S) + Predikat (P) + Objek (O) + Keterangan (K)
                Mereka pergi dengan sepeda biru pada sore hari
2.     Subjek (S) + Predikat (P) + Objek (O) + Pelengkap (Pel) + Keterangan (K)
Kami mencari baju batik di Yogja



Diksi dalam Bahasa

Diksi  dalam bahasa Indonesia merupakan pemilihan kata yang tepat untuk mempertegas maksud pembicaraan agar tidak terjadi kesalah pahaman antara seorang pembicara dan pendengar tentang gagasan atau ide yang disampaikan dalam suatu proses komunikasi. Akan terjadi kesalah pahaman tentang gagasan dan ide jika diksi yang dipakai tidak sesuai dengan konteks.
Diksi dapat berfungsi untuk;
- Untuk mencegah kesalah pahaman.
- Untuk mencapai target komunikasi yang efektif
- Untuk Melambangkan gagasan yang di ekspresikan secara verbal.
- Supaya suasana yang tepat bisa tercipta.
- Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.
Diksi memiliki beberapa bagian, antara lain;
-         pendaftaran - kata formal atau informal dalam konteks sosial
-         Analisis diksi secara literal menemukan bagaimana satu kalimat menghasilkan intonasi dan karakterisasi
-          dampak terhadap pemilihan kata dan sintaks.

Ragam Bahasa

Ragam bahasa berdasarkan media pembicaraan terbagi menjadi 2 jenis :
1.     Ragam bahasa Lisan
Ragam bahasa lisan yaitu, tata penyampaian bahasa dengan menggunakan alat komunikasi (suara). Dalam ragam lisan, kita berurusan dengan tata bahasa, kosakata, dan lafal. Dalam ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan, air muka, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide.
2.     Ragam bahasa tulis
Ragam bahasa tulis yaitu,  tata penyampaian bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.
Ragam bahasa Berdasarkan pokok pembicaraan dibedakan menjadi 4 jenis:
1.       Ragam bahasa undang-undang
  1. Ragam bahasa jurnalistik
  2. Ragam bahasa ilmiah
  3. Ragam bahasa sastra
Ragam bahasa menurut hubungan antarpembiacra dibedakan menurut akrab tidaknya pembicara
1.       Ragam bahasa resmi
  1. Ragam bahasa akrab
  2. Ragam bahasa agak resmi
  3. Ragam bahasa santai
  4. dan sebagainya

fungsi bahasa dan kedudukan bahasa indonesia

FUNGSI BAHASA DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA
Bahasa yang digunakan secara nasional di negeri kita ini adalah bahasa Indonesia. Bahasa indonesia adalah bahasa baku dari bahasa Melayu Klasik dan bahasa Melayu Kuno. Secara sosiologis, bolehlah kita katakan bahwa bahasa Indonesia baru dianggap “lahir” atau diterima keberadaannya pada tanggal 28 Oktober 1928 atas usulan Mohammad Yamin. Secara yuridis, baru tanggal 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia secara resmi diakui keberadaannya.tepatnya pada saat hari Kemerdekaan
Berdasarkan fungsinya bahasa Indonesia dibagi kedalam 5 fungsi utama, yaitu;
1. Ekspresif, yang berarti mampu mengungkapkan suatu hal yang dirasakan.
2. Komunikasi, yang berarti sebagai alat berinteraksi atau hubungan antara dua manusia dan sehingga pesan yang dikmaksudkan dapat dimengerti.
3. Kontrol social, Yang berarti  tulisan “dilarang merokok” bahasa tersebut berfungsi sebagai pengatur atau pengontrol
4. Adaptasi yang berarti bila kita berada di wilayah atau daerah yang asing atau diluar ibu kota, kita dapat menggunakan bahasa Indonesia tersebut sebagai alat untuk adaptasi dengan lingkungan baru tersebut.
5. Integrasi/pemersatu yang berarti bahasa-bahasa yang berbeda atau beraneka ragam dan dipersatukan oleh bahasa Nasional yang dapat dipakai di seluruh Indonesia yang menjadi satu kesatuan yang utuh dan bulat.

Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional di ikrarkan pada 28 oktober 1928 yang merupakan  hari “Sumpah Pemuda” yang memilki fungsi-fungsi  antara lain;
1. Lambang identitas Nasional.
2. Lambang kebanggaan kebangsaan.
3. Bahasa indonesia sebagai alat komunikasi.
4. Alat pemersatu bangsa yang berbeda Suku,Agama,ras,adat istiadat dan Budaya.
Hasil perumusan seminar polotik bahasa Nasional yang diselenggarakan di jakarta pada tangal 25 s.d. 28 Februari 1975 dikemukakan berdasarkan Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara adalah;
1. Sebagai bahasa resmi kenegaraan.
2. Sebagai alat pengantar dalam dunia pendidikan.
3. Sebagai penghubung pada tingkat Nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah, dan
4. Sebagai pengembangan kebudayaan Nasional, Ilmu dan Teknologi.


Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More